Melengkapi khazanah keilmuan kita tentang hadits-hadits
yang lemah tampaknya sangat dibutuhkan di zaman ini. Tanpa tahu
derajat sebuah hadits, kita akan sembarangan dalam mengambil segala
hal yang disandarkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, padahal
beliau tidak pernah mengatakan, mengerjakan atau membenarkan hal
tersebut. Parahnya di masyarakat kita begitu banyak hadits lemah
bahkan palsu yang beredar.
Maka tuntutan tersebut disambut oleh redaksi Al
Madina untuk menurunkan rubrik tentang hadits dhoif yang akan dimuat
secara berkala.
“Nama-nama yang paling dicintai oleh Allah adalah
apa-apa yang disembah (dengan menggunakan kata ‘abdul) dan apa-apa
yang dipuji (seperti Ahmad, Muhammad dll)”
hadits tidak ada asalnya (Kasyful khofaa` 1/390/51)
hadits tidak ada asalnya (Kasyful khofaa` 1/390/51)
“Perbedaan pada umatku adalah rahmat”
hadits tidak ada asalnya (As Silsilah Adh Dhoifah 1/78/57)
hadits tidak ada asalnya (As Silsilah Adh Dhoifah 1/78/57)
“Para sahabatku seperti bintang-bintang dengan siapa
saja kamu mengikuti mereka maka berarti kamu telah mendapatkan petunjuk”
hadits maudhu’/palsu (As-Silsilah Adh-Dhoifah 1/78/58)
hadits maudhu’/palsu (As-Silsilah Adh-Dhoifah 1/78/58)
“Jibril telah mewasiatkan kepadaku (untuk berbuat
baik) kepada tetangga sampai empat puluh rumah, sepuluh dari sini,
sepuluh dari sini, sepuluh dari sini, sepuluh dari sini”
Hadits Dhoif/lemah (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/294/274)
Hadits Dhoif/lemah (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/294/274)
“Tidak ada sholat bagi tetangga masjid kecuali di
masjid”
hadits Dhoif/lemah (As-Silsilah Adh-Dhoifah 1/216/183)
hadits Dhoif/lemah (As-Silsilah Adh-Dhoifah 1/216/183)
“Takbir itu dengan tegas”
tidak ada asalnya (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/101/71)
tidak ada asalnya (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/101/71)
“Bertawasullah dengan kehormatanku karena kehormatanku
di sisi Allah sangat besar”
Tidak ada asalnya (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/30/22)
Tidak ada asalnya (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/30/22)
“Cinta tanah air termasuk dari Iman”
hadits maudhu’/lemah (As-silsilah Adh-dhoifah 1/55/36)
hadits maudhu’/lemah (As-silsilah Adh-dhoifah 1/55/36)
“Barang siapa menikah sebelum berhaji maka sungguh
ia telah memulai dengan kemaksiatan”
hadits Maudhu /palsu (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/250/222)
hadits Maudhu /palsu (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/250/222)
“Kebaikan itu selalu ada pada diriku dan pada umatku
sampai hari kiamat nanti”
tidak asalnya (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/51/30)
tidak asalnya (As-Silsilah Adh-dhoifah 1/51/30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar